Minggu, 28 April 2013

8 TEMPAT WISATA LAUT PALING EKSOTIS DI KUPANG


                           Hello World!!

        Bicara tentang pariwisata Indonesia tidak ada habisnya karena negara kita tercinta ini dianugerahi kekayaan alam indah yang berlimpah ruah. Banyak tempat wisata yang menjadi pilihan bagi traveller dan patut dicoba jalan-jalan ala Backpacker ke Indonesia bagian Timur, “Kupang, Nusa Tenggara Timur”.
Kupang ialah ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki keindahan alam yang luar biasa meskipun sebahagian besar kurang dikelola namun begiitu indah khususnya daerah pantainya memiliki pasir putih dan air laut sebiru langit membuat setiap orang takjub melihatnya.
Bagi yang belum atau yang sudah  atau yang akan berniat menjelajah Nusa Tenggara Timur, harus mencicipi pariwisata yang ada di Kupang. Untuk Backpacker Indonesia si Boru Batak :D memberikan referensi tempat yang eksotis yang ada di Kupang. ‘Kan ada kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Kenalilah pariwisata Indonesia, dunia pada umumnya untuk melihat betapa luasnya dunia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ini (ehmm sedikit berceramah teman :D ).
Nah untuk membantu traveller atau keluarga yang hanya sekedar rekreasi atau kunjungan ada 8 tempat wisata eksotis di Kupang yang bisa jadi pilihan untuk dikunjungi.
8  Tempat Wisata Eksotis di Kupang
1. Pantai Lasiana
Pantai Lasiana merupakan pantai unggulan yang ada di Kupang. Pantai dengan pasir putih dan serangkain karang  di tepi pantai serta disekelilingnya terdapat pohon kelapa, serasa berada di Brazil ini Brazilnya Indonesia :) . Tapi jangan heran jika tempatnya tidak terlalu di kelola dengan baik. Ironis memang tempat seindah Lasiana tidak dikelola dengan baik. Cukup bayar Rp 1000 untuk tiket masuk ke pantai Lasiana maka kita bisa merasakan keeksotisnya sunsetnya yang berwarna orange tenggelam di lautan.
Pantai Lasiana, Kupang
2. Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang merupakan pantai yang berada di kota Kupang dan tidak perlu biaya untuk masuk. Keunikan dan keeksotisan dari pantai Pasir panjang terletak di warna airnya yang biru cerah dan sedikit warna hijau yang disekelilingnya karang besar. Dinamakan pantai pasir panjang karena pasirnya yang luas dan panjang disekitar sisi pantai. Sayangnya tidak ada tempat untuk membuat tikar, jika ingin duduk maka pilihan satu-satunya duduk diatas pasir pantai.
Pantai Pasir Panjang Kupang
3. Pantai Timor
Pantai Timor berlokasi tak jauh dari Kampung Solor Kupang dan cukup membayar Rp 1000 maka kita bisa menikmati keesksotisan lumut yang tumbuh di batu karang tersusun acak menambah kemisteriusan Pantai Timor. Tak kalah indah sunset di Pantai Timor. Di Pantai Timor terdapat warung dan tempat duduk jadi tidak usah khawatir karena menikmati keindahan pantai dengan nyaman.
Pantai Timor Lasiana
3. Pantai Tablolong
Pantai Tablolong terletak agak jauh dari Kota Kupang ditempuh sekitar 2 jam dengan motor dari daerah Tenau, Kupang. Keunikan dan Eksotisme pariwisata pantai Tablolong terletak di warna pasir yang kemerah jambuan dengan dua warna air laut, biru dan hijau. Cukup membayar tiket masuk ke  Pantai Tablolong seharga Rp5000 dan kita menikmati suasa pantai yang dengan pohon yang mirip bonsai tumbuh di atas karang, ajaib bukan? aku sangat heran kok bisa yah pohon tumbuh di atas karang? Itulah keeksotisan Pantai Tablolong Kupang.
Pantai Tablolong, Kupang
4. Pantai Neam
Pantai Neam lebih cocol dibilang dengan pantai tanpa nama, karena menemukan pantai yang satu ini cukup menguras jejak petualangan kita :D … Karena untuk menempuh pantai Neam membutuhkan perjuangan Traveller dan Bolang sejati. Kita harus melewati pedesaan yang pintunya dituutp, jalan yang berliku-liku dan waktu sekitar 3 jam dari Kupang serta melewati hutan belantara. Menjelajah pantai Neam meningkatkan adrenalin berpetualang kita.  Perjuangan ke Pantai Neam sangatlah worth it karena kita bisa melihat sebuah gua misterius, pulau dikelilingi Pepohonan yang mirip dengan Pulau Phi-Phi di Thailand serta pasirnya yang seperti Pasir Sahara namun vesi Pantai. Keeskotisan dan keunikan Pantai Neam Kupang terletak pada ombaknya ynag besar serta sunset yang menutupi gunung karang.
Pantai Neam, Kupang
5. Pulau Kera
Pulau Kera merupakan Pulau yang berada yang berada di tengah Lautan luas yang bisa kita lihat dari tepi sepanjang pantai Kupang. Pulau Kera juga sangat menarik dan unik dan bisa meningkatkan gairah petualangan menjelajah karena untuk sampai di Pulau Kera harus memakai perahu Nelayan yang bisa disewa dan membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai dengan perahu kecil nelayan. Diseberangi dengan perahu kecil yang bergerak yang membuat kita khawatir akan tenggelam khususnya aku yang tidak bisa berenang heheh :D .. Di Pulau Kera terdapat pasir putih seputih salju dengan campuran merah karang dengan warna laut yang biru, hijuan dan keungu-unguan. Penduduk sekitar memiliki rumah seadanya dengan atap seadanya, hidup dengan standar hidup yang sederhana.  Saran jika ingin mengunjungi Pulau Kera sebaiknya bawalah makanan yang banyak dan berbagilah denganwarga sekitar yang ramah.
Pulau Kera, Kupang
6. Pulau Semau
Pulau Semau yang tak jauh dengan Pulau Kera juga memiliki keeksotisan tersendiri dan keunikan yang membuat backpacker rela-real menaungi lautan yang luas hanya untuk sekedar melihat pantai putih atau sekedar merasakan suasa Pulau Semau yang mistis. Di Pulau Semau terdapat sebuah mata air yang berbentuk kolam yang airnya segar dan disekelilingnya pepohonan dan tidak perlu khawatir karena di tidak perlu membayar biaya untuk mandi di kloma mata air.
Pulau Semau, Kupang
6. Kolbano
Kolbano merupakan nama Pantai dipenihi bebatuan dan uniknya tidak ditemukan pasir. Disepanjang tepi pantai dipenuhi oleh bebatuan berwarna-warni. Untuk sampai di Kolbano membutuhkan waktu 4 jam dari Kupang melalui Kabupaten Timor Selatan. Terdapat gunung dengan batuan besar yang eksotis. Dan ketika memanjat ke Gunung ini akan terlihat jelas keindahan pesisir pantai Kolbano.
Kolbano
6. Air Terjun Oenasu
Ternyata Kupang tidak hanya melulu pantai loh, Air Terjun juga ada yang berjarak hanya 17 km dari kota Kupang. Keunikan air terjun Oenasu pada batuan yang mirip singa dan mulut gorilla, eksotis bukan?. Daerahnya sejuk dan dipenuhi pepohonan. Untuk memasuki air terjun oenasu cukup membayar tiket masuk seharga Rp5000.,
Oenasu
7. Air Terjun Oehala
Air Terjun Oehala yang berada di 13 km dari Soe. Jarak Soe-Kupang sekitar 2-3 jam. Air Terjun Oehala memiliki keunikan dari bentuknya yang mirip kasur tempat tidur dan dipenuhi dengan pepohonan. Air Terjun Oehala sangat sejuk dan disekitranya terdapat gajebo dan kita harus melewati tangga. Kesegaran air dan hijanya pemandangan sekitar membuat kita serasa refresh!
Air Terjun Oehala patut untuk dikunjungi!
Air Terjun Oehala, Kupang
8. Gua Kristal
Gua Krital sangat menakjubkan karena siapa akan sangka ada sebuah gua yang berisi air yang warnanya sebening kristal sehingga kita bisa melihat dasar gua! Gua kristal memiliki air yang tidak asin padahal gua kristal menyatu dengan laut. Untuk sampai ke Gua kristal melalui Bolok dan melewati jalanan karang dan pintu masuk ke Gua Cristal terdiri dari batuan yang pecah dan menyatu membentuk pintu kecil seukuran badan manusia. Airnya dingin dan disekelilingnya batu besar yang berwarna cokelat. Waktu yang eksotis untuk dikunjungi ilah saat siang hari karena matahari langsung menyinari air dan membuatnya berkilauan.
Gua Kristal Kupang

Tempat wisata Kolam Renang Alami dengan Penuh Kesejukan di Kota Kupang-NTT



Kolam Renang Baumata

















Kolam Renang Baumata adalah sebuah desa yang terletak 16 Km dari Kota Kupang atau 6 Km Arah Timur dari Bandara El Tari kupang, tepatnya di Kecamatan Kupang Tengah yang merupakan salah satu tempat rekreasi/objek wisata yang cukup dikenal dan ramai dikunjungi orang.
Sebagai tempat rekreasi, selain terdapat Hutan Alam yang merupakan obyek wisata alam (Eco Tourist), Baumata terkenal juga dengan sumber mata air alamiah yang bersih dan segar. Saat ini Perusahaan air Aquamor yang telah mengekspor air mineralnya keberbagai daerah di NTT mengambil air dari sumber air Baumata. Demikian Juga dengan PDAM Kupang yang merupakan sumber air utama bagi Kota Kupang mendapatkan suplay air dari Sumber Air Baumata.
Daya tarik yang menonjol yang dimiliki obyek wisata alam Baumata adalah Kolam Renangnya baik bagi orang dewasa dan anak-anak peninggalan sejarahnya/situs yaitu gua alam yang cukup menarik dengan stalaktit dan stalakmit, berjarak ± 250 meter dari kolam renang. Masyarakat menyebutnya “Gua Jepang” yang merupakan bekas peninggalan Tentara Jepang sebagai tempat persembunyian selama perang dunia ke II
Selain menikmati pemandangan alamnya dengan udara yang sejuk, didekat kolam renang itu juga terdapat kolam alam yang dihiasi dengan bunga teratai sebagai tempat perlindungan beberapa habitat air tawar seperti jenis-jenis ikan dan udang. Juga saat ini oleh pihak pengelola, kolam tersebut telah dibudidayakan beberapa jenis ikan yang potensial untuk dikonsumsi antara lain : Ikan Bandeng, Tawes dan Ikan Mas

Kolam Renang Oenaek















Kolam Renang OEnaek,di daerah sekitarnya terdapat hutan wisata, penangkaran rusa dan gua alam Camplong,objek wisata berada di Kecamatan Fatuleu. Berjarak 46 km dari ibu kota kabupaten. Dapat dijangkau dengan transportasi umum dan kendaraan pribadi. Obyek wisata ini dengan spesifikasi daya tariknya adalah memiliki tempat yang asli dan kolam renang yang asli, tempat rekreasi dan pasar tradisional
Hutan wisata digunakan untuk kegiatan kemping, menelusuri hutan yang terdapat beberapa jenis pohon yang berumur ratusan tahun dan jenis burung/satwa liar serta penangkaran rusa Timor dan satwa liar yang dilindungi. Disekitar kolam renang terdapat gua yang dikelilingi dengan pohon-pohon besar yang berumur ratusan tahun, jumlah arus kunjungan
Wisata Danau Nefona
Danau Nefona,danau nefona mempunyai luas sekitar 7 Ha,dan danau ini terletak di desa Silu Kecamatan Fatuleu kabupaten kupang nusa tenggara timur.danu nefona Berjarak 80 Km dari ibu kota Kabupaten,dan dapat dicapai dengan transportasi umum dan kendaraan pribadi. Danau ini dengan spesifikasi daya tarik adalah panorama alam,nusa tenggara timur terkenal dengan wisata yang masih asri

Danau Tuadale


Danau Tuadale mempunyai luas sekitar 10 ha.Danau Tuadale terletak di Silu Kecamatan Kupang barat berjarak ± 25 km dari ibu kota kabupaten.
Spesifikasi dan daya tarik adalah rekreasi, mancing dan hutan bakau. Memiliki panorama yang asli dan indah, Turis sering menikmati keindahan hutan bakau dengan berlayar memakai perahu kecil dan membeli ikan segar dari penduduk setempat. Dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi

Wisata Hutan Camplong


wisata Hutan Camplong ini terletak di pinggiran jalan menuju Kota Soe, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, atau 46 kilometer dari kota Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hutan Camplong merupakan hutan wisata dengan pemandian alamnya yang indah dan sejuk, karena terletak di kaki Gunung Fatuleu. Hutan wisata ini banyak didiami jenis satwa yang dilindungi. Di Hutan Camplong juga banyak terdapat sumber daya alam, seperti sumber mata air, kolam renang alami, aneka jenis flora seperti kayu merah, pinus, lontar, eucalyptus, dan beragam jenis fauna seperti kera, ayam hutan, tupai, kuskus, dan burung (nuri, kakaktua, merpati, puyuh, bangau, elang, tekukur, beo).
Di setiap akhir pekan, yakni Jumat hingga hari Minggu, hutan wisata ini banyak dikunjungi oleh warga kota Kupang. Mayoritas pengunjung adalah keluarga yang mengajak anak-anak mereka yang berusia dikisaran 7-12 tahun.
Kawasan hutan Camplong memiliki penangkaran buaya, rusa timor dan ular sanca. Di kawasan ini juga dapat ditemui berbagai hewan endemik, seperti rusa timor, burung kakak tua berbahu hijau kekuningan (Olive-shouldered Parrot) dan merpati berpunggung hitam (Black-backed Fruit-Doves). Sedangkan flora endemik yang dapat ditemukan adalah kayu cendana (Santalun Album). Selain itu terdapat pula berbagai goa buatan, peninggalan Jepang semasa perang dunia kedua. Gua ini mengandung nilai sejarah karena menjadi tempat persembunyian pasukan Jepang ketika diserbu oleh warga yang tinggal di sekitar Hutan Camplong.

Pantai Lasiana

Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an.Pantai ini terletak di Kecamatan Kupang Tengah, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun berbagai fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis asing. Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan dijadikan Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores, Sumba, Timor dan Alor.
Di pantai Lasiana ini banyak didapati lopo-lopo yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok yang dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau kayu dan beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, dan alang-alang. Bisa juga beratapkan seng yang bagian luarnya dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar dan alang-alang

Kolam Renang Tesbatan

Air Terjun Tesbatan berada di Kecamatan Amarasi. Berjarak kurang lebih 54 km dari kota Kabupaten dapat dijangkau dengan tarnsportasi umum dan pribadi. Air Terjun Tesbatan dengan spesifikasi daya tariknya yang mempunyai 5 tingkat yang lokasinya diantara Desa Tesbatan yang berfungsi melindungi hutan-hutan di Desa Tesbatan. Memiliki panorama yang asli dan indah serta berhawa dingin. Disamping itu juga tempat untuk rekreasi mandi dan kemping, tempat itu banyak menghasilkan sayur-sayuran untuk kebutuhan Kota Kupang

Wisata Kuliner dan Wisata Gua Kristal di Kupang-NTT

                      
                Kupang adalah ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kota Kupang menyimpan pesona tempat wisata di Indonesia Timur. Selain Kupang, tujuan wisata di NTT lainnya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gunung Kelimutu di Ende, Kampung Adat Bena di Ngada, dan lain-lain. Popularitas obyek wisata di Kupang tidak kalah menarik dibanding tempat wisata di Pulau Lombok.
Pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang diandalkan oleh Pemerintah NTT. Hal ini sangat beralasan mengingat kondisi geografis NTT yang relatif tandus tidak memungkinkan dipakai dalam pengembangan sektor pangan. Warga NTT terkenal sangat ramah terhadap kunjungan wisatawan. Walau secara sekilas mereka terlihat ‘garang’ namun sebenarnya tidak demikian.
Untuk mencapai tempat wisata di Kupang, wisatawan mula-mula melalui jalur penerbangan menuju Bandara El Tari di Kupang. Sebelum mencapai El Tari, biasanya penerbangan dari Jakarta transit terlebih dulu di Denpasar, Bali. Ketika transit di Denpasar, wisatawan berkesempatan jalan-jalan sebentar menikmati suasana Bandara Ngurah Rai Denpasar dan sekitarnya.

Wisata Kuliner Seafood di Kampung Solor

Sesampai di Kupang, wisatawan umumnya akan memilih istirahat di hotel lebih dulu. Maklum, perjalanan panjang dari Jakarta akan melelahkan. Ditambah lagi faktor jetlag akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal. Barulah pada sore hari wisatawan akan mulai menjelajahi suasana Kota Kupang.
Pilihan menarik jalan-jalan ke kota adalah menyewa sepeda motor penduduk setempat. Mengenai tarif sewa, tergantung kemampuan negosiasi Anda. Secara umum, taris sewa motor di Kupang adalah Rp 50.000 per hari. Sebagian penyewa mungkin akan meminta uang jaminan sebelum menyerahkan kunci motor dan surat kelengkapan STNK.
Kemana tujuan pertama jalan-jalan ke tempat wisata di Kupang? Cobalah berkunjung ke Pasar Malam Kampung Solor. Kampung Solor terkenal sebagai tempat asyik menikmati wisata kuliner makanan laut yang dimasak dengan cara dibakar. Bagi Anda penggemar seafood, inilah surga wisata kuliner yang terlalu sayang untuk dilewatkan.
Saat kembali menuju hotel harap berhati-hati karena banyak jalan raya di Kota Kupang yang berlaku jalur satu arah. Oleh karena itu, siapkan peta kota dan GPS yang andal sehingga Anda tidak kesulitan menemukan jalan pulang. Persiapan tersebut bisa Anda mulai sejak keberangkatan dari rumah.

Menikmati Wisata Kuliner dan Tempat Wisata Gua Kristal di Kupang
Menikmati Wisata Kuliner dan Tempat Wisata Gua Kristal di Kupang

Menikmati Se’i Babi dan Sambal Luat di Ba’un

Tempat wisata di Kupang selanjutnya yang menarik dijelajahi adalah Ba’un. Ba’un merupakan obyek wisata yang terkenal karena makanan se’i babi. Tujuan wisata kali ini mungkin not recommended bagi warga muslim. Tapi bagi wisatawan non-muslim pasti tertarik mencoba mencicipi se’i babi yang terkenal itu.
Perjalanan wisata dari Kupang menuju Ba’un melewati dataran tinggi dengan kondisi geografis bukit terjal. Wisatawan harus ekstra waspada karena banyak ruas jalan yang letaknya mendekati bibir jurang. Sejumlah ruas jalan dipindahkan ke area yang lebih tinggi untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Menu andalan wisata kuliner Kupang se’i babi biasanya disajikan dengan nasi putih dan sambal luat. Sambal luat adalah sambal khas Kupang yang memiliki tingkat kepedasan tinggi. Bagi wisatawan yang tidak terbiasa mengkonsumsi makanan pedas, lebih baik lewatkan menu sambal yang satu ini.
Menikmati sajian wisata kuliner Kupang dengan ditemani keramahan penduduk setempat adalah nikmat yang tak terkira. Di kehidupan modern ini kita sangat jarang bisa menikmati makan dengan kondisi tenang karena terburu waktu. Berlibur ke tempat wisata di Kupang akan membantu Anda meredakan ketegangan hidup sehari-hari.

Pesona Alam Gua Kristal dan Air Terjun Oenesu

Obyek wisata di Kupang berikutnya yang terbilang indah adalah Gua Kristal dan air terjun Oenesu di Kupang Barat. Kedua tempat wisata alam di Kupang ini masih belum begitu populer di kalangan wisatawan. Bagi Anda yang menyukai petualangan wisata ke daerah-daerah yang minim tersentuh modernisasi, gua Kristal adalah tempat liburan di Kupang yang sesuai untuk Anda.
Gua Kristal terdiri dari dua lokasi gua. Lokasi yang lebih dalam menawarkan keindahan yang lebih menarik. Kedua tujuan wisata berdekatan dengan keberadaan air terjun Oenesu. Obyek wisata ini bisa ditempuh selama dua jam perjalanan motor dari Kota Kupang ke arah barat. Dalam kehidupan sehari-hari, gua Kristal dipakai oleh penduduk setempat sebagai tempat mandi dan mencuci.
Bersiaplah berpetualang yang sesungguhnya di bawah guyuran air terjun Oenesu. Air terjun ini masih alami dengan susunan batuan alam yang licin dan tajam. Sementara itu, Gua Kristal merupakan gua dengan aliran air payau, percampuran air tawar dan air laut. Gambar tempat wisata keduanya sungguh memukau setiap wisatawan.
Keragaman budaya dan keindahan alam kawasan Indonesia Timur sungguh anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Sudah sepatutnya kita mensyukuri karunia-Nya dengan jalan memanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan menjaganya supaya tetap lestari. Mari berlibur ke tempat wisata di Kupang!

Air Terjun Oenesu - Menikmati Wisata Kuliner dan Tempat Wisata Gua Kristal di Kupang
Air Terjun Oenesu – Menikmati Wisata Kuliner dan Tempat Wisata Gua
Kristal di Kupang

Sejarah Pembentukan Kota Kupang NTT



    Legenda Koepang bukanlah sebuah cerita fantasi atau dongeng pengantar tidur yang biasa dilakukan untuk anak-anak kecil di kampung. Akan tetapi koepang tempo doeloe adalah sebuah legenda bermakna sejarah karena peristiwa-peristiwa yang dialami penduduk pemula disuatu lokasi negeri yang sepi diliputi hutan belukar adalah sebuah peristiwa sejarah yang berproses dari masa ke masa sampai terbentuknya nama koepang. Negeri yang sepi tersebut, awalnya hanya terdapat dua kampung tradisional yaitu  kampung kaisalun dan kampung Bani Baun. Kedua kampung itu dihuni oleh sekelompok orang bersama pemimpin adatnya yang mengaku sebagai suku bangsa helong yang datang dari negeri seberang laut. Kata Helong berasal dari dua suku kata, kata He yang berarti “Jual” dan kata Lo yang berarti “Tidak”. Jika digabung berarti Tidak Jual. Pengertian umumnya yaitu pengorbanan atau rela berkorban. Falsalah hidup Helong dari leluhurnya, bersedia berkorban dan tidak rela diganggu oleh lingkungannya dan mereka akan berbalik membalas kalau sampai diganggu.
   Data lain menyebutkan bahwa Timor telah dihuni manusia sejak 13.500 tahun silam, oleh sekelompok kecil penduduk , hidup dari berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Sekurang-kurangnya terdapat dua kelompok yang mendarat di pulau Timor yaitu kelompok etnik berbahasa Tetun, Dawan dan Buna mendarat di pantai selatan pulau Timor dan kelompok etnik berbahasa Helong mendarat di ujung Timur pulau Timor, daratan yang luas itu oleh para leluhur orang Helong menamakannya Nusa Timu. Terdapat tiga tempat yang sangat berkesan ketika para leluhur Helong menemukan Nusa Timu. Tempat itu dijadikan lambang abadi yakni ; Bandar Tutuala (Tutu-fala) dan pulau La-Co (La-Kon). Di tempat tersebut terpatrei motto : PENGORBANAN , PERMUSYAWARATAN , DAN PENGABDIAN. Motto ini menjadi falsafah hidup peninggalan nenek moyang orang Helong.


Kelompok Satu berjumlah sebelas kepala keluarga yaitu Nuh-Natun; Lai-Kait; Lai-Daat; Lai-Lopo; Siki-Timu; Lisi-Lena; Lisi-Laihulu; Kla-Peka; Lai Biti; Lai Nai Sono dan Lai-Nusa. Kelompok satu dibawah pimpinan Lai-Kait. Ada saat pelepasan kelompok karena jurusan atau route yang ditempuh berbeda maka oleh raja Helong dibuat acara pelepasan yang disebut “SAO” artinya melepas pergi atau berpisah. Tempat diadakan acara pelepasan berdekatan dengan sumber mata air, sehingga lokasi tersebut diberi nama “Ui-Sao”; Ui berarti air ; Sao berarti  melepas pergi (berpisah). Penyebutan air menurut bahasa Helong yaitu Ui namun karna pengaruh bahasa Rote menjadi Oe sehingga nama tempat itu dikenal dengan nama Oesao. Kelompok satu berjalan lewat tanah datar arah matahari terbenam yakni dari Uisao tiba disuatu lokasi untuk mencari minum. Mereka membuat alat untuk minum dari daun lontar yang dinamakan “Sapat” atau “Hai”, sehingga lokasi tersebut dinamakan Uisapat saat ini dikenal dengan Oesapa. Setelah melanjutkan perjalanan kelompok satu bertemu dengan anggota rombongan Lai-topan yang sudah lama tinggal menetap di kaisalun dan Buni Baun. Atau Buni Baun berarti terlindung  (tersembunyi dan aman).  Di lokasi ini dulu kala terdapat gua (liang). Lokasi  Buni Baun berkembang menjadi kampung yang disebut  Buin Baun. Saat ini kampung itu dikenal dengan nama Bonipoi.
   Kelompok Dua berjumlah dua puluh empat kepala keluarga, yaitu  Solini; Hlena Sabu; Putis-Lulut; Belis-Mau; Is-Mau; Lai-Silap; Buit-Lena; Lasi-Kodat; Tiu-Muli; Hlena-Mui; Lai-Bahas; Lai-Kuni; Buit-Bissi; Bis-Tolen: Koe-Slulat; Bilis-Tolen; Bi-Musuh; Bal-Mae; Bal-Somang dan Mes-Tuni. Kelompok ini dipimpin langsung oleh Lissin-Bissing (Lissin Lai Lai Bissi). Menempuh daratan berbukit. Rombongan tersebut beristirahat sambil makan disebut ‘Ka”, sedang bekal yang dibawa untuk dimakan selama perjalanan disebut “Biti”, lokasi untuk makan bersama dekat dengan sumber air yang berlimpah yang ditandai dengan nama “Ui-Ka-Biti”. Tempat itu sekarang dinamakan Oekabiti. Kemudian rombongan meneruskan perjalan melalui kampung Batulesa, Uibatu, Tapa, Uitalu, dan Naioni. Dari Naioni rambongan tiba di kampung Petu (berasal dari kata “Pentu” artinya pantat kering). Di tempat tersebut suara yang diteriakkan akan memantul kembali (Echo) dari sebuah batu yang disebut “Batu Fala” artinya batu bersuara, saat ini dikenal dengan nama Fatukoa dalam bahasa Timor, Fatukoa artinya Batu Berteriak.


    Pada perjalanan selanjutnya Kelompok satu bertemu dengan Kelompok Dua dikampung Liliba. Kampung ini diberi nama Liliba karena terdapat kali (sungai yang aliran airnya sangat deras, tidak ada jembatan sehingga anggota rombongan takut menyeberang). Kata “Li-li”adalah sebuah isyarat artinya takut-takut; “Ba” artinya air yang mengalir, dengan demikian “Liliba” diartikan Takut Menyebarang Banjir Air Kali yang Deras. Ditempat itu Lissin lai Bissi memberikan tempat tinggal pada keluarga Lasikodat. Tempat itu ditunjuk mulai dari Uibatu sampai Pantai Tenau termasuk Bolok. Keluarga Nusnatun diberi tempat bernama Tuak Natun (Wilayah Bakunase – Batu Plat). Sebagai tanda peringatan atau kenangan bagi leluhur orang Helong maka pada masa pemerintahan Bupati Kupang W.CH. Oematan di kampong Bonipoi, disampaing Barat Gereja Katolik diberi nama jalan “Jalan Semau”. Nama Buni Baun (Buin Baun) sangat popular bagi orang-orang Helong sehingga pada peristiwa adat sering dimunculkan syair-syair adat. Demikian pula orang-orang Helong dari Semau yang ingin datang ke Koepang, dikatakannya mau ke Buin Baun.
   Berselang beberapa generasi Lissin Bissing (Lissin lai bissin) bermukim di Boni Baun. Periode berikutnya rombongan Lais-kodat (Lasi Kodat) menyusul, namun memilih tinggal diujung Tanjung (Lokasi Kantor Syah Bandar dan Mercusuar). Saat itu masyarakat memiliki dan mengakui tiga raja, yaitu Lain Kopan, Lissin Bissing dan Lais Kodat (Raja muda). Itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Kampung Kupang Tempo Doeloe. Dari kisah ini terungkap bahwa Lai Kopan adalah Raja Pertama. Tugas utamanya telah merintis payung koordinasi kehidupan kemasyarakatan, pemerintahan dan perdagangan tradisional serta keamanan lingkungan bagi warganya. Raja kedua adalah yaitu Lissin Bissing (Lissin Lai Bissi) dinobatkan menggantikan bapaknya Lai Bissi untuk memimpin tiga puluh lima kepala keluarga dan anggotanya. Namun setibanya di Buni Baun, statusnya sebagai Raja menempati urutan kedua setelah Lai Topan (Lai Kopan) yang sudah lebih dulu diakui masyarakatnya sebagai Raja.
    Data menunjukkan Raja Lissin Bissing dan putra mahkota Bissig lissin memangku jabatan pada masa prasejarah. Setelah itu disusul Raja KoEn Lai Bissi yang bergelar KoEn Am Tuan (KoEn Besar). Tergolong masa peralihan dari prasejarah memasuki masa sejarah. Menurut catatan pada masa kekuasaan KoEn Lai Bissi dan periode kekuasaan raja-raja selanjutnnya berjumlah 15 orang dan semuanya dari keturunan Lissin Bissin. Demikian pula pada masa VOC/Pemerintahan Hindia Belanda terdapat 10 orang Raja dari keturunan Lissin Bissin dianmtaranya yaitu Manas Bissi IV (1816-1826) kemudian Manas Klomang Bissilisin urutan raja ke-6 tahun 1872 – 1882. Saat itu Raja Manas Klomang Bissilisin memperkenalkan sonaf Kai salun dengan anam Sonaf 3.  Setelah Raja Manas Klomang Bissilisin, Jabatan sebagai Raja dipangku Leo Manas Bissilisin ( 1882 – 1885 ) lalu Dean Manas Bissilisin (1885–1908) lalu Soleman Pallo Bissilisin (1908–1911) dan urutan Raja ke-10 dijabat oleh Salmun Pallo Bissilisin (1911–1917). Sesuai dengan penerapan system politik pemerintahan Belanda maka periode berikutnya jabatan Raja diturunkan menjadi Fettor.
Pada masa prasejarah didaratan Timor bagian Indonesia terdapat 4 bahasa Daerah yaitu :
  1. Bahasa Marae atau Buna, berdiam di Belu bagian Timur Laut berbatasan dengan Negara Timor Leste.
  2. Bahasa Tetun, di Belu sebagian Timor Tengah Utara
  3. Bahasa Dawan, di Timor Tengah Selatan dan sebagian Timor Tengah Utara.
  4. Bahasa Helong, masyarakatnya menempati Pulau Semau, Koepang Tengah (Kolhua, Bi Upu, Uihani, Uilautsala, Kuan Boke, Bismarak); Koepang Barat (Bolok, Binael, Alak, Boenana, Uimatnunu, Uilesa, dan sebagian Toblolong dan Klaibe).
Menurut Memorie Resident Karthaus pada abad ke – 17 berturut-turut tiba Koepang, 4 rombongan suku, yaitu :
  1. Suku Pitais yang dari Takaeb dan Pasi (Swapraja Fatuleu). Kepalanya diangkat sebagai Raja Koepang selaku Fettor. Diberi tempat kediaman di Polla (Oepura).
  2. Suku Amaabi dari Amanuban. Rombongan Amaabi diterima baik oleh Raja Koepang dan diberi tempat tingat di dekat Kebon Raja di Bonipoi (Sebelah Gereja Katolik). Kelompok ini membentuk kerajaan Amaabi Tambaring.
  3. Suku Taebenu, berasal dari pegunungan Mollo. Kepala suku diterima baik oleh Raja, diberi tempat kediaman di Baumata, kemudian membentuk kerajaan Taebenu.
  4. Suku Sonbai, diutus oleh Sonbai Besar (Di Paeneno – O’enam). Kepalanya bernama Baki Bena Sonbai. Rombongan diterima baik oleh Raja, diberi tempat di bukit sebelah Barat Benteng Portugis (Sekarang Nunhila). Kemudian pindah ke Bakunase dan membentuk kerajaan Sonbai kecil.


Awalnya Koepang Tempo Doeloe, bagi orang Helong dinamakan “Kai Salun-Buni Baun”. Hal ini diketahui lewat sejarah dan asal-usul kota Koepang. Adalah Raja Koen Bissi ll atau Koen Am Tuan memerintah warganya untuk membangun pagar batu disekeliling pagar istana. Pagar batu tersebut adalah batu Alam bersusun keatas berlapis empat. Kondisi tersebut menurut bahasa Helong yaitu “PAN”. Oleh rakyat atau warga yang ini berurusan atau menemui Raja Koen ditempat yang disebut PAN, sehingga sering disebut “KOENPAN”. Dalam perkembangan penggunaan bahasa (ucapan) secara etimologis kata ‘’KoenPan” berubah menjadi “Koepang”, selanjutnya dengan ejaan baru maka disesuaikan lagi menjadi “KUPANG”. Sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur Lai Bissi yakni moyang dari KoEn Lai Bissi maka oleh pemerintah Kabupaten Kupang menggantikan nama Kampung Cina menjadi Kelurahan Lai Bissi Kopan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1978 tanggal 18 September 1978 Kupang diresmikan menjadi Kota Administrasi Kupang oleh Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud. Selanjutnya melalui Undang Undang No. 5 tahun 1996 tanggal 25 April 1996, Kupang diresmikan sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II. Jabatan Walikota pertama dipegang oleh S. K. Lerik.
Sesuai dengan ketentuan perundang undangan, pada tahun 2007 dilakukan pemilihan langsung oleh rakyat yang dimenangkan Drs. Daniel Adoe sebagai Walikota dan Drs. Daniel Hurek sebagai Wakilnya, periode 2007-2012. Proses yang sama dilaksanakan pada periode 2012-2017, yang dimenangkan pasangan Walikota Jonas Salean, SH dan Wakil Walikota dr. Hermanus Man. Pasangan tersebut menampilkan Visi “Mewujudkan Kota Kupang sebagai kota berbudaya, modern, produktif dan nyaman berkelanjutan”.